Pacitan (Paradise of Java)- Hujan deras yang mengguyur wilayah Lorog, Senin (24/2) malam
benar-benar membuat jembatan gantung Dembokidul, Desa/Kecamatan Ngadirojo,
putus total. Jembatan tua yang dibangun tahun 1970 itu ambruk setelah tak kuat
menahan hantaman arus sungai Lorog yang membawa material kekayuan dan lumpur.
Jembatan akses warga tiga dusun, Dembokidul, Dadapan dan
Kapyuran, menuju ke pusat Kecamatan Ngadirojo itu ambruk sekitar pukul 21.30
WIB. Tidak ada korban saat jembatan glugu dan bambu itu terbawa arus sungai
terbesar kedua di Kabupaten Pacitan tersebut. Akibatnya, warga di tiga dusun
itu terisolasi. Mereka harus memutar sejauh lima kilometer lewat jembatan
gantung Dusun Kaliatas, Desa/Kecamatan Ngadirojo, jika ingin keluar dusun.
‘’Berbagai usaha sudah kami lakukan termasuk memasang bronjong dan
penyudetan sungai oleh Dinas Bina Marga dan Pengairan Pacitan. Tapi, akhirnya
jembatan ambruk juga,’’ ujar Tungadi, kepala Desa Ngadirojo kepada Jawa Pos
Radar Pacitan kemarin (25/2).
Tungadi menambahkan, kondisi infrastruktur jembatan sudah
terlihat miring satu jam sebelum ambruk. Saat itu, kata dia, wilayah tersebut
diguyur hujan lebat dan arus sungai sangat deras.
‘’Salah satu tiang penyangga
jembatan amblas terbawa arus. Lantaran bronjong yang kami pasang sudah lenyap
juga,’’ terangnya.
Dukut, salah seorang warga sekitar jembatan, menambahkan
sebelum ambruk terdengar suara gemuruh. Tak lama kemudian tiang pancang
jembatan itu ambruk dihantam material yang terbawa arus sungai. ‘
’Saya waktu itu
ada di pinggir sungai. Kira-kira 100 meter dari jembatan. Karena suaranya
terdengar keras saya datangi. Ternyata jembatan Dembokidul amblas,’’ jelasnya.
Sementara Kabid Pengairan di Dinas Bina Marga dan Pengairan
Kabupaten Pacitan Santoso mengatakan ada wacana pembangunan jembatan gantung
maupun besar sebagai pengganti. Namun dia belum bisa memastikan realisasinya.
’Sebagai penggantinya pemkab berencana membangun jembatan gantung baru,’’
ungkap Santoso.
Meksi begitu, pihaknya tidak mau gegabah mengatasi masalah
ini. ‘’Kami juga telah koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan
Solo (BBWSBS), terkait peristiwa ini,’’ tambahnya. (her/sat)
Sumber: Radar Madiun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar