Selamat Datang di EXPOSE PACITAN dan Perbaharui Informasi Terbaru Untuk Anda di Sini, Terima Kasih Telah Berkunjung Semoga Bermanfaat

Kamis, 29 September 2011

Info Pacitan


(29/09/2011, 15:16 WIB )

Tilik Warga, Bupati Bantu Puluhan Tangki Air Bersih

Kelangkaan air bersih saat kemarau panjang  menjadi fenomena yang kerap dihadapi masyarakat Pacitan. Karakteristik pegunungan kapur bagi sebagian wilayah kabupaten diujung selatan Jawa Timur ini, menyebabkan sumber air dangkal sulit didapat. Upaya pipanisasi ke pemukiman penduduk oleh perusahaan air minum daerah yang selama ini dilakukan juga belum maksimal karena kondisi geografis dan penyebaran penduduk yang tidak merata
Berbagai upaya terus dilakukan pemerintah untuk mengurangi dampak. Salah satunya dengan droping air bersih langsung ke sasaran. Seperti yang dilakukan Bupati Pacitan Indartato Kamis (29/9), bersamaan dengan acara Tilik Warga Mandiri di desa Mendolo Kidul kecamatan Punung serta Desa Pelem Kecamatan Pringkuku. Puluhan tangki air bersih disalurkan untuk masyarakat di dua wilayah tersebut serta desa-desa lain disekitarnya.


Bupati Pacitan Indartato disela kegiatan bersama warga mengatakan, dalam kondisi seperti saat ini sebagian besar masyarakat terutama yang berada di zona rawan kekeringan sangat membutuhkan air bersih. Untuk itu bupati berharap kegiatan serupa menjadi prioritas agar kebutuhan air bersih warga dapat tercukupi. Namun akan lebih baik tandas bupati, semuanya terkoordinasi dengan pihak terkait sehingga distribusi lebih merata.


Selain mengandalkan bantuan droping air bersih, bupati juga menekankan kepada masyarakat agar memberdayakan sumber-sumber air lokal yang potensial. Jika memang debit air yang keluar mencukupi untuk dikonsumsi bersama maka pemerintah akan berusaha membantu dengan memfasilitasi peralatan penyedot air agar bisa dikonsumsi masyarakat. Bahkan jika perlu diusulkan bantuan baik melalui provinsi maupun pusat.


Wilayah Kabupaten Pacitan dibagi dalam dua kategori rawan kekeringan. Yang pertama masuk klasifikasi kekeringan kritis serta klasifikasi langka. Kategori kedua itulah yang selama ini mendominasi pada hampir semua wilayah. Dari 12 kecamatan terdapat 69 desa yang terpetakan langka air bersih.(Pur/Riz) 

Sumber : Pacitan Online
www.Pacitankab.go.id




 28/09/2011, 16:33 WIB ] 
Ekonomi Dan Konservasi Kawasan Kars Persoalan Sama Yang Dihadapi Tiga Kabupaten, Pacitan Wonogiri Dan Gunung Kidul


Kawasan Kars Pegunungan Sewu yang membentang melalui tiga kabupaten Gunung Kidul, Wonogiri dan Pacitan merupakan warisan dunia yang tak ternilai. Sayang, keberadaan taman bumi itu mulai terancam, dampak dari eksploitasi manusia
Persoalan itu menjadi salah satu isu yang diangkat dalam diskusi segitiga yang melibatkan kabupaten bertetangga yakni Pacitan, Wonogiri dan Gunung Kidul di Museum Kars Pracimantoro, Wonogiri, Rabu (28/9). Hadir dalam pembicaraan tersebut pimpinan daerah dari tiga wilayah. Kabupaten Pacitan bersama wakil bupati Pacitan Prayitno didampingi Sekretaris Daerah Mulyono sebagai ketua Badan Koordinasi Antar Daerah (BKAD). Kabupaten Wonogiri tentu saja bersama Bupati Danar Rahmanto serta Gunung Kidul Bersama bupati Badingah


Dari diskusi yang berlangsung dalam suasana kekeluargaan ini, masing-masing daerah ternyata memiliki kesamaan terkait persoalan  kawasan Kars. Bahkan, bagi kabupaten Wonogiri sekalipun yang sudah memiliki museum Kars berkelas nasional. Persoalan tersebut adalah masalah kepentingan ekonomi bagi masyarakat yang tinggal di sekitar Kars.


Sesuai peraturan, kawasan kars  tidak diperbolehkan ada aktifitas eksploitasi sembarangan. Karena dikhawatirkan menyebabkan  kerusakan dan menggangu konservasi. Permasalahanya tandas bupati Gunung Kidul Badingah, rakyat yang ada dikawasan Kars sangat menggantungkan hidub dari alam sekitarnya. Mau tidak mau, mereka mengeksploitasi alam demi ekonomi rumah tangga.


Hal senada juga disampaikan bupati Wonogiri Danar Rahmanto. Kalaupun harus memilih pihaknya lebih berat ke rakyat. Namun konservasi terhadap warisan dunia itu juga sangat penting. Harus ada solusi terkait permasalahan ini agar ekonomi masyarakat tidak terampas,sebaliknya taman bumi ini tetap lestari.


Wakil bupati Pacitan Prayitno pun bersikap. Ekonomi dan konsevasi kawasan kars merupakan dua sisi yang harus seiring sejalan. Masalah ekonomi akan tetap menjadi prioritas utama, namun, harus memikirkan kepentingan jangka panjang. Yakni tetap mempertimbangkan aspek konservasi.Jika hal ini terkelola, tidak menutup kemungkinan keberadaan taman bumi ini juga sumber penghasilan bagi masyarakat.Keindahan kawasan kars akan menarik minat wisatawan untuk berkunjung.


Selain diskusi kesempatan pertemuan tiga daerah perbatasan ini dilanjutkan dengan penandatanganan kerjasama antar wilayah. Kerjasama tersebut antara lain kerjasama bidang pendidikan serta kesehatan. (Rif/Ris)


1 komentar: