Selamat Datang di EXPOSE PACITAN dan Perbaharui Informasi Terbaru Untuk Anda di Sini, Terima Kasih Telah Berkunjung Semoga Bermanfaat

Kamis, 31 Oktober 2013

Pantai di Pacitan Dikuasai Asing

PACITAN - Sejumlah aset yang berada di Pantai Watu Karung di Kecamatan Pringkuku, Pacitan, kini dinikmati perorangan. Mayoritas tanah di lokasi itu lebih dulu dikelola pendatang dari luar daerah.
Bahkan, beberapa dari mereka merupakan orang asing yang hendak mengembangkan usaha di pantai yang terkenal dengan ombaknya tersebut. 

"Kebanyakan, orang-orang luar negeri itu juga punya usaha wisata di Bali," kata Iput, salah seorang warga setempat, Rabu (30/10).
Dia menjelaskan, kira-kira sejak 2005, sejumlah orang asing dari berbagai negara seperti Australia, Austria, Jepang, dan Swiss itu mulai melakukan ekspansi. Yakni, dengan cara membeli tanah milik warga setempat.

Hasilnya, sekarang hampir seluruh tanah di tepi pantai tersebut dikelola menjadi tempat usaha. Misalnya, digunakan sebagai resor dan homestay. "Yang sering menyewa ya orang-orang yang hendak berolahraga selancar di pantai (Watu Karung, Red) itu," terangnya.
Pernyataan tersebut diamini Kepala Desa Watu Karung Wiwid Peni Dwi Antari. Dia menyatakan, ada beberapa lokasi yang memang sejak lama berpindah kepemilikan ke tangan orang asing.

Menurutnya, seluruh pengusaha itu sudah memenuhi syarat administrasi yang ditentukan. Bahkan, beberapa kesepakatan antara kedua pihak sengaja dibuat agar nanti tidak ada yang merasa dirugikan. "Mereka memiliki sertifikat tanah yang legalitasnya bisa dipertanggungjawabkan," jelasnya.

Wiwid mengungkapkan, ada tiga tempat usaha yang tercatat sudah mengantongi izin resmi dari pemerintah desa setempat. Yakni, Istana Ombak, Watu Hutan, dan Lestari. Semua merupakan jasa wisata sejenis resor dan tempat menginap bagi pengunjung. Lebih lanjut, tiga tempat usaha itu memasang tarif mulai Rp 150 hingga Rp 350 ribu per malam. ''Bahkan, sebentar lagi ada yang akan buka. Tarifnya Rp 1 juta per malam,'' imbuhnya.

Kendati demikian, resor dan homestay yang didirikan tersebut tidak serta-merta banyak berkontribusi terhadap pendapatan desa setempat. Wiwid menambahkan, dalam sebulan, hanya Istana Ombak Resor yang rutin membayar retribusi ke desa. Yakni, Rp 250 ribu per bulan.

Resor lain kerap absen dengan dalih sepi pengunjung atau minim pendapatan. "Hanya itu pendapatan desa kami, dari resor dan homestay di pantai itu," ungkapnya.



Sumber: JPNN


Rabu, 30 Oktober 2013

Indahnya Kesunyian di Pantai Kunir, Pacitan


Pacitan-Pantai Kunir terletak di Desa Pager Kidul Kecamatan Sudimoro. Rute menuju Pantai Kunir: dari pusat kota Pacitan lewat JLS (Jalan Lintas Selatan). Sampai di pertigaan depan Balai Desa Hadiwarno Kecamatan Ngadirojo, ambil kanan masuk jalan jurusan Lorok – Trenggalek. Sekitar 10 menit sampailah di penunjuk arah Pantai Kunir yg terletak di kanan jalan. Sayangnya setelah penunjuk arah ini tidak ada papan penunjuk arah lagi, sehingga begitu masuk bertemu pertigaan ambil jalan yg ke kiri. Susuri terus jalan ini yang mayoritas masih berupa jalan makadam, tetapi di jalan-jalan yg agak sulit sudah dirabat beton.

Setelah perjalanan sekitar 1,8 Km, sampailah kita di lokasi Pantai Kunir. Begitu masuk lokasi langsung disambut hamparan rumput di tanah lapang yang seluas lapangan sepak bola, sangat cocok dipakai buat area perkemahan.

Pantai Kunir merupakan pantai dengan hamparan pasir di sepanjang tepiannya, dipadu dengan batu-batu karang di beberapa sudut pantai. Di sisi timur terdapat sungai yang bermuara di pantai.

Berbatasan dengan kawasan perkebunan penduduk yang banyak ditumbuhi pohon kelapa, dan beberapa pohon besar yang tumbuh di tepi pantai membuat pantai ini terasa nyaman untuk refreshing. Hutan yang masih lebat di seputar sungai yang bermuara di Pantai Kuncir membuat nuansa terasa sunyi, apalagi pantai ini juga sangat jarang dikunjungi wisatawan karena memang belum begitu dikenal luas di kalangan masyarakat Pacitan sendiri.

Hanya saja jika ke pantai ini jangan lupa untuk membawa bekal, karena tidak ada pedagang yang berjualan di kawasan pantai ini. Akses ke pemukiman penduduk terdekat ya di sekitar penanda masuk dari jalan utama Lorok-Pacitan. Terlepas dari segala kekurangan dan kelebihannya, Pantai Kunir bisa dijadikan salah satu alternatif menikmati liburan di Pacitan. Ayo berwisata ke Pacitan. 

Foto & teks by : Doc-Info Pacitan


















Selasa, 29 Oktober 2013

Kenalan Lewat Facebook, Siswi SMA Ini Dikibuli Pria Beristri


Perkenalan seorang siswi SMA terhadap seorang pria melalui jejaring sosial facebook berakhir tragis. Gadis berusia 15 tahun ini menjadi korban asusila seorang pria yang telah beristri.

Pria yang telah merusak masa depan siswi SMA ini bernama Edi Wiyono alias Ucup (23), asal Desa Telogo, Kecamatan Peringkuku, Kabupaten Pacitan.

Saat berkenalan di jejaring sosial, pria yang telah beristri ini selalu mengeluarkan kata-kata manisnya, hingga berhasil meluluhkan hati gadis yang masih duduk di bangku kelas XI (kelas 2).

Hingga akhirnya, keduanya membuat janji untuk bertemu di Terminal Bayuangga, Kota Probolinggo, setelah perkenalan mereka berlangsung sebulan. Pertemuan secara fisik di terminal itu yang menjadi titik awal tragedi bagi korban.

Rayuan maut Ucup mampu membuat korban terlena sehingga lupa kalau dirinya masih sekolah. Ucup pun membawa korban ke Pacitan, dan di kota itu pula Ucup menidurinya. Perbuatan itu dilakukan berulang-ulang, dan berlanjut di Kota Probolinggo saat Ucup mengantarkan korban pulang.

Di Kota Probolinggo, Ucup kos di dekat terminal sambil berusaha mencari kerja. Selama berada di kos-kosan itu, Ucup terus meniduri korban layaknya suami istri sah. Belakangan, perbuatan bejat Ucup menghasilkan benih di perut korban hingga telat sebulan.

Perubahan fisik pada diri korban diketahui orang tuanya. Setelah didesak berbagai pertanyaan, korban akhirnya mengaku jika ketidakpulangannya ke rumah selama sebulan karena diajak Ucup. Saat itu juga, orang tua korban melapor ke Polres Probolinggo Kota.

Kapolres AKBP Iwan Setyawan mengungkapkan, dari laporan orang tua korban, polisi segera bergerak melacak keberadaan Ucup. Setelah diketahui posisinya, Ucup kemudian ditangkap.

"Tersangka ditangkap di rumahnya saat dia menikmati kopi. Lalu kita bawa ke sini berikut barang bukti pakaian yang digunakan saat melakukan perbuatan asusila. Dikenakan pasal 81 UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, ancaman 15 tahun penjara," terang Iwan kepada sejumlah wartawan di Mapolresta Probolinggo, Senin (28/10/2013) siang.

Dari hasil penyelidikan polisi juga diketahui bahwa Ucup ternyata sudah beristri dan saat ini hamil tua. Sedangkan korban sendiri, saat ini sudah melahirkan anak perempuan berusia 3 bulan.

"Laporan orang tua korban bulan 2 tahun 2012 lalu. Kita baru berhasil menangkapnya sekarang, karena kita perlu waktu untuk mengetahui keberadaan tersangka yang berada di luar kota. Korban sendiri tidak tahu alamat rumahnya," timpal Kasat Reskrim AKP Agus I Supriyanto.



Sumber: News.Detik

Sabtu, 26 Oktober 2013

Ratusan Warga Pacitan Keracunan Massal di Acara Nikahan

PACITAN - Sebanyak 118 warga Dusun Tamansari, Desa Jetis Lor, Kecamatan Nawangan, Kabupaten Pacitan, mengalami keracunan, Jumat (25/10/2013).
Keracunan massal tersebut, terjadi setelah ratusan warga tersebut menyantap hidangan yang disediakan Sami, warga yang menikahkan anaknya.

Korban mengalami mual, muntah, pusing dan berkali-kali Buang Air Besar (BAB) secara bersamaan. Sontak peristiwa itu membuat pemilik rumah kalang kabut. Untuk membantu para korban, pemilik rumah dibantu warga merujuk ke Puskesmas Pakisbaru, Kecamatan Nawangan yang berada di perbukitan pegunungan menuju Monumen Perjuangan Panglima Sudirman.

Mempelai pria, Teguh Wiyono mengatakan, saat acara hajatan pernikahannya itu berlangsung, para tamu terus berdatangan dan dirinya tak merasakan adanya tanda-tanda keanehan, baik di makanan maupun minuman yang disediakan.

"Karena istri saya juga merasakan yang sama, maka langsung kami larikan ke Puskesmas agar segera mendapatkan perawatan," terangnya kepada Surya, Jumat (25/10/2013).

Korban lainnya, Jaidi (45) mengaku, kepalanya pusing dan perutnya mual-mual setelah menyantap makanan dan minuman hajatan mantenan di rumah tetangganya itu. "Pokoknya usai menyantap hidangan kepala pusing dan perut mual-mual," ungkapnya.

Kepala Dinkes Pemkab Pacitan, dr Eko Budiono menjelaskan, dalam kasus keracunan massal itu tidak ada korban yang masuk kategori keracunan berat. "Data kami berdasarkan yang masuk ke Puskesmas Pakisbaru hanya 110 orang. Karena perkembangannya terus membaik, dipastikan jika korban bakal segera diperbolehkan pulang," jelasnya.

Menurutnya, sejumlah sampel makanan akan dikirim ke laboratorium Dinas Kesehatan (Dinkes) Propinsi Jawa Timur di Surabaya untuk mengetahui makanan atau jenis minuman apa yang meracuni para korban.

"Hasilnya baru diketahui sepekan ke depan. Karena sampel makanan dan minuman itu diteliti mengandung zat apa yang menyebabkan keracuanan itu. Sedangkan sampel itu harus dikirim ke Surabaya," pungkasnya.

Sementara, Kasat Reksrim Polres Pacitan, AKP Sukimin menegaskan, pihaknya masih menyelidiki dan mendalami kasus keracunan massal itu dan sudah memeriksa 5 orang saksi, mulai dari pemilik rumah hingga warga yang mengalami keracunan massal.

Sumber: TribunNews


Kamis, 24 Oktober 2013

Usulkan Perubahan Status Jalan di Pacitan

PACITAN -Tersedianya sarana dan prasarana transportasi, memegang perananan penting dalam memacu pertumbuhan ekonomi dan perkembangan suatu wilayah. Karena itu, potensi dikawasan strategis dapat dikembangkan secara optimal jika akses distribusi barang dan jasa dapat berjalan lancar. Sekretaris Dinas Bina Marga Dan Pengairan, Kabupaten Pacitan, Untung Aryadi mengatakan, salah satu wilayah di Pacitan yang potensial dikembangkan yaitu kawasan pelabuhan niaga.

Kedepan, kawasan tersebut diharapkan bisa bersinergis dengan Jalur Lintas Selatan (JLS). “Kawasan tersebut diharapkan bisa berkembang pesat. Sehingga akan menjadi pintu gerbang Indonesia di bagian Selatan,” ujarnya, Rabu (22/10).

Lebih lanjut, Untung mengungkapkan, Kabupaten Pacitan memiliki kawasan bentang alam batu gamping, yang ditetapkan sebagai kawasan Geopark Nasional. Sebab itu, lanjut dia, sebagai kawasan yang menjadi asset Nasional tentunya harus didukung dengan infrastruktur memadai, utamanya infrastruktur jalan. Mengingat pentingnya peran infrastruktur jalan dalam pengembangan kawasan pelabuhan niaga dan kawasan geopark sebagai aset nasional, maka perlu dilakukan perubahan status jalan yang mendukung akses kawasan tersebut. Yakni, dari jalan kabupaten menjadi jalan strategis nasional. “Saat ini tengah proses usulan. Diharapkan tahun depan sudah ada realisasinya,” katanya.


Adapun beberapa ruas jalan yang diusulkan perubahan status dari jalan kabupaten menjadi jalan strategis nasional diantaranya, akses jalan pariwisata yang meliputi Jalan Punung-Kalak, Jalan Sendang-Pantai Klayar, dan Jalan Dersono-Kalak. Akses perbatasan provinsi yaitu, Jalan Wareng-Mukus. Akses ekonomi pendidikan dan pemerintahan seperti, Jalan Tulakan-Tegalombo, Jalan Mentoro-Gunungsari, dan Jalan Arjosari-Gunungsari. 


Sumber : Jurnal Berita

Rabu, 23 Oktober 2013

Jalur Sedeng, Pacitan Dapat Perhatian Khusus

Pacitan-Menyusul kecelakaan dua kali dalam sehari yang merenggut korban jiwa, pihak terkait di Kabupaten Pacitan memberikan perhatian khusus pada jalur Pacitan-Solo. Utamanya ruas alternatif yang melalui Desa Sedeng, Kecamatan Pacitan. “Kita akan tambah rambu-rambu di jalur-jalur rawan kecelakaan. Seperti sedeng,” ucap Kabid Managemen Lalu Lintas Dan Angkutan Dinas Perhubungan Komunikasi Dan Informatika (Dishubkominfo) setempat Sutarto, Selasa (22/10/2013).

Selain menambah rambu-rambu, Dishubkominfo juga akan meningkatkan kordinasi dengan pihak-pihak terkait. Seperti Satuan Lalu Lintas Polres Pacitan. Tujuannya tentu untuk menekan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Khususnya di ruas tersebut. Dari informasi yang diperoleh Majalah Merista , selama tahun 2013 telah terjadi tujuh kali kecelakaan lalu lintas di titik yang sama. Yakni di kilometer lima. Bahkan enam kasus terjadi hanya dalam kurun waktu tiga bulan saja.

Salah satu warga Desa Sedeng, Mashadi meyakini kerap terjadinya kecelakaan pada ruas Sedeng lantaran padatnya volume kendaraan dan kondisi medan jalan yang didominasi tanjakan serta turunan curam. Tak heran jika kemudian memicu kecelakaan. Apalagi bagi kendaraan maupun pengemudi dari luar kota yang tak hafal kondisi medan. “Banyak yang celaka disini (ruas Sedeng,red). Mungkin karena nggak hafal medan jalan,” tuturnya. 


Seperti diketahui, pada Minggu (20/10/2013) kemarin dalam hitungan jam terjadi dua kali kecelakaan lalu lintas. Peristiwa itu menimpa dua rombongan keluarga pengantin berbeda. Yakni asal Wonogiri dan Tegal, Jawa Tengah. Pada kecelakaan pertama, sebanyak 20 penumpang mini bus dari Tegal menuju Kecamatan Arjosari mengalami luka-luka. Sedangkan pada kecelakaan kedua, dua penumpang asal Wonogiri meregang nyawa.


Sabtu, 19 Oktober 2013

[FOTO] Kunjungan Presiden SBY ke Peresmian Proyek Infrastruktur PLTU Sudimoro, Pacitan 2013

Pacitan- Foto ini menunjukkan saat Presiden SBY berkunjung ke PLTU Sudimoro, Pacitan dan meresmikannya pada tanggal 16 Oktober 2013.

Foto ini hasil jepretan "FB Doc-Info Pacitan"