“ Jaman
sekarang era repormasi..! Tuntutan hidup semakin sulit ,kang...!”
“iya kang ,
repormasi sulit”, ( sambil mengangguk dan merapikan sayuran ).
“Barang-barang
semuanya mahal...! butuh duit....!”
“ Ngomong
apa sampean ini...,Ndak jelas..!”,sahut sandra yang dikenal dengan cewek sok
pintar.”Saya lihat lho,dengar dari orang-orang berdasi..”,suparman menjawabnya.
“Omongan
orang berdasi ? Sampean pakai dasi ? wah...pasti ganteng.....”sahutan dari
marni yang sangat lugu.
“Apa to kamu
ini..!”kata suparman.
“ Orang
berdasi yang korupsi dimana-mana,hahaha....”celetuk maman
“ Kalo saya
yang penting bisa makan dan anak tetap sekolah kang..?”kata maryem .seorang
wanita desa.
“ Betul itu
jeng....setuju....”,sahut lukman ,pemuda yang plin-plan.
“Dik yem,
jeng maryem memang ibu yang baik. Ngomong-ngomong lagi puasa jeng?”kata
suparman.
“iya kang,tirakat.Ben
anakku gampang ujian ...”jawab maryem.
“ Iya
jeng....”sahut maman.
“Lah...kalau
dasarnya pinter yo bisa,yen ndak pinter ya kebangetan..!”sindir sandra.
“ Betul juga
itu....”,sahut lukman.
“Lha iya
,... U.A.S jaman sekarang kok sulet !”kata suparman.
“ KUAS apa
to kang?”,tanya maman.
“
Lha...lha...lha...ndak pernah lihat teve apa ?”sindir suparman.
“ Lha saya
ndak tahu kang, mbok dikasih tau....”jawab maman merendah.
“ lha mbok
di kasih tau.....”sahut lukman
“ Itu
lho,anak sekolah jaman sekarang,susah cari ijazah.....”suparman menjelaskan.
“Beli kertas aja
mahal...! pakai lama lagi ,bayangkan 3 tahun ...udah belum tentu pinter...!celetuk sandra.
“Iyo
kang,numpuk duit yo..?”kata maryem.
“ Duit bisa
dicari ,tapi kesejahteraan dan pengetahuan harus digali...”sahut marni
“Lah teori saja
.Buktinya anak pak lurah,yang tinggi sekolahnya! Kuliah jauh di kota..!tapi
sampai sekarang masih nganggur.. ! Perempuan kok ngoyo..!”celetuk sandra lagi.
“Lha kok sampean
yang sewot !”cetus suparman.
“Sudah-sudah
jangan ribut. Mbok diskusi yang baik..?”nasihat maryem.
“ Iya ni..Jangan
ribut .
Daripada
ribut, mending beli sayuranku ini. Dari tadi di pegang-pegang aja !”jawab maman
“
Iya...iya...iya...” lukman mengikuti.
“Iya...iya
gampang ! Cuma sayuran saja !
Itu tadi to
ada yang mancing emosi..!”jawab sandra dengan emosi yang tinggi.
Dan datanglah seorang wanita cantik yang bernama Menik yang berasal
dari kota untuk berbelanja ,yang kebetulan lewat jalan pasar tempat kerumunan
orang-orang.....
(Bertelepon) Haloooow..... ya
cint....Ni lagi belanja ...?tapi di Mallnya orang kampung ! (sambil berjalan
melewati kerumunan). Orang-orangnya kotor,bodoh lagi...!Udah becek gak ada
ojek lagi..hehehe... , Aduh...aduh... (berjalan
di tempat kotor ).
“(dengan nada
lirih) Dengar,apa yang dibilang wanita itu..?katanya kita orang kampung,kotor,dan bodoh tu !”
“Mbak...mbak...! “(sandra menemui wanita
itu)
“Tadi apa mbak
bilang..!”
Menikpun
(menoleh)
“Sudah ya cint...dilanjutkan
nanti....,daaa..?(menutup telepon)
Mbak...mbak...,nama saya meeenik...bukan mbk!ada apa memanggil saya..!”
“ Mbak menik
tadi bilang apa di telepon ?!
Menjelek-jelekkan kita sebagai orang kampung!”sandra menyahut dengan
marah.
Menik menjawab
dengan keras .”Memeng iya kan... ?orang kampung!Tidak seperti saya....?orang
kota..!”
Sandra
menjawab.” Iya,kami orang kampung !
Tapi jangan begitu dong!”
Lukman (dari
kejauhan) “Sudah...sudah..,jangan
mulai ribut lagi...! silakan kemari ..
Sudah saya buatkan minuman untuk
semua....dan buat mbk menik untuk tanda perkenalan...(sambil menata minuman
di meja )
“ Huuuh....”(muka musam terhadap sandra dan keduannya menuju tempat
hidangan minuman)
Semuapun
mengambil minuman
Lukman
mempersilakan,.” Selamat Menik...Mati...?enak kan?”
Menik
(kaget dan tersendak)
“Apaa....!
Apa
anda bilang...!
Menik...mati...?
Enak
saja...!
Saya
masih hidup..!apa tidak bisa lihat !hah..!”
“mak....maksud....?”lukman menjawab gerogi.
“
Maksud...maksud..!Sudah diam!dasar orang kampung tidak berpendidikan!ngomong
sembarangan..!”menik marah.
“
Tidak...tidak...,maksud lukman tadi mempersilakan kita untuk menikmati
minuman...”marni menjelaskan .
“Iya,ndak bermaksud laen..”maryem menyetujui pendapat marni.
“aaahhh...tidak
mau tahu..!kalau orang kampung ya tetap kampung..!sembarangan !”menik tidak mau
tahu.
Setelah
itu,datanglah 2 orang mamhasiswa ,setelah melihat ada keramaian dari kejauhan.bernama
Riky dan sinta.
“Ada
apa ini....,ada apa..?”tanya riky
“
Iya...,ada apa ini bapak ibu ,kok ramai-ramai..?”tambah sinta
Marni
menjelaskan.”Ini lho mas..mbk..,ada orang kota datang..?”
Riky
bertanya,”memangnya ada maslah apa dengan datangnya orang kota...?”
Sandra menjelaskan, “Itu...! yang namaya mbk
menik!dia mengatakan bahwa kami orang
kampungan,bodoh,kotor..!memang kami orang
kampung ! tapi lebih pintar dari dia..!”
“
Enak saja....! ya lebih pintar saya dong...!Ngomong bahasa indonesia aja masih
salah..! masa saya dibilang Menik mati..!saya kan masih sehat...!” sahut menik
dengan marah yang membara.
“
Sudah...sudah...!mari selesaikan maslah ini!mari kita cari jaln keluarnya?’sahut
sinta menawarkan solusi.
“
Iya betul....Setuju sekali...” lukman menyahut
“
Baik,menurut mas dan mbak?bagaimana jalan keluarnya?” pinta marni
Dan
riky pun memberikan pendapatnya.”Begini.....mohon didengarkan.....
Bahasa
indonesia itu harus kita pelajari,tidak memandang entah itu orang kota maupun
orang desa,dan pendidikan itu sangat penting,tidak dibatasi dengan umur maupun
strata.semua berhak mendapatkan pendidikan,demikian pula dengan Bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan.”
“
Sehingga dengan mempjelajari bahasa Indonesia dengan baik,maka kita tidak akan
salah dalam mengucapkan kata-kata dan intonasinya.Mungkin maksud Bapak Lukman
adalah Selamat Menikmati,....karena salah intonasi maka mbak.Menik salah
pengertian...betul begitu pak Lukman..?”,sinta meneruskan
“
Betul mbak....”sahut lukman menyetujui
Riky
melanjutkan.”Kata dalam Bahasa Indonesia itu jika salah intonasi dalam
pengucapannya...maka salah pula maksudnya.
Selain itu pula ,budaya kota dan
desa memang sangat berbeda,tetapi kalau kita saling menghargai,maka kesenjangan
itu akan tertutupi,dengan tidak saling menjelek-jelekkan satu sama
lain,membeda-bedakan antara orang desa dan kota,serta masih banyak lagi....”
“Dengan
demikian,maka kebudayaan,pendidikan,serta Bahasa Indonesia mari kita
persatukan...bagaimanapun,Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu bangsa..”sinta
melanjutkan
Riky
meminta kejelasan.”Jadi bagaimana...? Bapak dan ibu sekalian...?Mari hidup
berdampingan dengan rukun walau banyak perbedaan...”
Dan
akhirnya semua orang desa menyetujuinya.” Iya...kami setuju.....”
“
Terima kasih mas...mbak?atas pemecahan masalahnya...
mari kita berdamai....”ajakan
maman
“Bagaimana
dengan mbk menik...?”,tanya sandra
Menikpun
menjawab.”Hmmmmm......Oke...saya setuju...”
“
Sekarang,bapak ibu semua saling bersalaman untuk saling memaafkan dan sebagai
tanda perdamaian kita semua..”sandra mengajak.
Akhirnya
semua bersalaman dan saling memaafkan.
(By Frendi Setiawan Pradikdo)