Ilustrasi
PACITAN -Bruce Irons hanya sekali ke Pacitan. Itupun
tak banyak yang melihat wajahnya. Tapi nama pria asal Amerika ini cukup
populer. Utamanya bagi warga di sekitar pantai-pantai yang kini menjadi ikon
baru di dunia surfing (selancar).
Mereka umumnya mengenal Bruce Irons lewat cerita dari mulut
ke mulut. Maklum wajah pria asal Negeri Paman Sam ini tidak pernah muncul di televisi
Indonesia. Juga sedikit sekali mengisi media-media cetak.
Apalagi untuk kota kecil dan terpencil ini juga jarang
tersentuh media. Tapi pria inilah yang membuat pantai-pantai di Pacitan
berubah. Pantai yang dulu jarang di jamah orang luar Pacitan, kini menjadi
jujuga wisatawan, terutama penggila selancar. Ya, berkat Bruce, pantai tersembunyi di ujung selatan Jatim
kini menjadi ikon baru wisata surfing dunia.
Mata dunia itu terpana setelah peselancar top dunia tersebut
dolan ke kampung kelahiran Presiden SBY, akhir 2009. Aksi Bruce bermain-main dengan gelombang besar berbentuk
gorong-gorong (barrel) itu mendapat liputan di sejumlah media luar negeri.
Dalam sejumlah wawancara di tabloid dan majalah. Bruce
menyatakan kekagumannya dan menyebut ombak di Pacitan sebagai surga para
peselancar. Kontan, sejak saat itu Pantai Watukarung telah menguncang
dunia. Pesona ombaknya disetarakan dengan pantai Hawaii yang selama ini menjadi
kiblat para peselancar kelas dunia.
Majalah Waves malahan menjadikan aksi Bruce Irons di Pantai
Watukarung sebagai cover depan majalah yang banyak menjadi rujukan para
peselancar dunia. Aksi itu dilakukan dengan latar belakang Pulau Sirondo.
Bruce mampu melayang di atas gulungan ombak setinggi empat
meter. Aksinya banyak mengundang decak kagum para peselancar yang kemudian
ramai-ramai mencoba tantangan baru di Watukarung.
Bruce Irons mencoba tantangan baru di Watukarung setelah
diajak peselancar top Indonesia Rizal Tanjung. Bruce Irons, sendiri pernah
menyabet juara dunia, Rip Curl Pro Search 2008.
Sementara Rizal Tanjung sendiri merupakan peselancar papan
atas nasional. Ia sekaligus menantu Mr Gerberroman, salah satu investor yang
membangun rumah limasan di kawasan Pantai Watukarung. Malahan Mr Roman juga
membangun penginapan di atas puncak bukit yang telah dibelinya seluas 3 hektar.
Masih banyak pilihan pantai lain. Bagi surfer pemula, mereka
bisa memilih Pantai Telengria. Ombak di pantai ini memang sangat cocok bagi
para pemula yang ingin belajar surfing. Di sini juga sudah tersedia fasilistas surfing course dan
training dengan instruktur berpengalaman.
Selain itu ombak pantainya tidak terlalu besar dan kondisi
gelombangnya bergerak landai. Hanya pada jam-jam tertentu ombak juga mencapai 2
- 3 meter. Sejumlah tempat kursus surfing juga menyewakan papan surfing
dengan harga yang relatif murah. Dapat dipastikan setiap hari ada saja
wisatawan asing dan lokal yang berkunjung ke Pantai Telengria untuk melakukan
surfing.
Pengunjung terbanyak dari Australia, Prancis, Jerman dan
Belanda. “Ada saja yang datang kemari, rata-rata 40-50 wisata-wan sehari.
Mereka rata-rata para penggemar surfing,” ungkap Heru Joko Kristianto, salah
satu pengelola hotel di kawasan Pantai Telengria kepada Surya (Tribunjatim.com
Network), Selasa (3/12/2013).
Bagi yang surfing di Pantai Telengria rata-rata memang
pemula. Namun bagi surfing yang telah mahir dan berpengalaman biasanya memilih
di Pantai Srau atau Watukarung yang ombaknya lebih besar.
Pantai Telengria sendiri memang didesain sebagai lokasi
tujuan wisatawan. Di kawasan pantai banyak terdapat penginapan dan restoran
dengan berbagai menu spesial. Pantai Telengria juga relatif bersih dengan pasir
kecoklatan. Pemandangan alamnya juga tak kalah eksotis karena pantainya berbentuk
gentong teluk yang menjorok ke laut.