Pacitan- Jl. KOLONEL RANUWIDJOJO (baca: RANUWIJOYO)
Mungkin bagi sebagian besar masyarakat Pacitan, nama jalan ini kurang begitu
familiar di telinga, walaupun jalannya sendiri sudah sering dilewati. Jl.
KOLONEL RANUWIDJOJO merupakan ruas jalan mulai pertigaan bulu, Desa Ngadirejan
sampai jembatan sundeng Desa Bangunsari atau biasa disebut jalur sedeng.
Siapakah sebenarnya Kolonel Ranuwidjojo itu kok sampai namanya dipakai sebagai
jalan di Pacitan?
Ranuwidjojo merupakan anak Ny. Rodiyah dari Desa Ngadirejan Kec.
Pringkuku, sedangkan Rodiyah adalah anak dari Partodikromo.
Partodikromo sendiri merupakan anak dari Demang Kuranthil, dahulu merupakan
Demang Pringkuku yang makamnya saat ini di Dusun Blimbing, Desa Ngadirejan.
Sampai Demang Kuranthil ini mungkin masyarakat Pacitan masih banyak yang belum
paham dan belum dapat jawaban hal apa yang membuat Ranuwidjojo dipakai sebagai
nama jalan.
Mari kita teruskan. Demang Kuranthil itu ternyata merupakan cucu dari M.T. Djogokarjo I, Bupati Pacitan yang ke-5 yg menjabat mulai 1812 - 1828 atau yang lebih terkenal dengan sebutan Kanjeng Jimat.
Nah dengan demikian Ranuwidjojo merupakan garis turun dari Bupati Pacitan.
Tetapi apakah karena garis turun Bupati terus namanya diabadikan menjadi nama
sebuah jalan di Pacitan???
Tentunya pertimbangannya bukan itu. Ranuwidjojo adalah seorang tentara dan
merupakan anak buah dari Brigjen Slamet Riyadi. Ranuwidjojo yang saat itu masih
berpangkat sebagai Kapten memimpin pasukan di Pacitan untuk mengawal Panglima
Besar Jendral Sudirman selama bergerilya di Pacitan. Nah, jasanya inilah yang
menjadi pertimbangan untuk mengabadikan namanya menjadi nama jalan yang
merupakan salah satu jalan strategis di Pacitan. Kolonel Ranuwidjojo sendiri
merupakan pencetus berdirinya Monumen Tumpak Rinjing, yaitu monumen yang
menggambarkan pertemuan Jendral Sudirman dengan Brigjend Slamet Riyadi.
Sumber: Doc-Info Pacitan
Apa ada yang tahu silsilah eyang jimat yang lain? Kebetulan saya sedang melacak leluhur..terima kasih
BalasHapus