Selamat Datang di EXPOSE PACITAN dan Perbaharui Informasi Terbaru Untuk Anda di Sini, Terima Kasih Telah Berkunjung Semoga Bermanfaat

Jumat, 04 Oktober 2013

Harga Ikan Laut di Pacitan Anjlok hingga 70 Persen

Pacitan- Para nelayan di Pelabuhan Perikanan Pantai (P3) Tamperan Pacitan tersenyum kecut. Sebab, panen ikan yang melimpah ternyata tidak berimbas pada kenaikan penghasilan mereka. Hal tersebut disebabkan harga ikan anjlik bersamaan dengan banyaknya tangkapan para nelayan beberapa minggu terakhir. Hasilnya, para nelayan terpaksa menjual ikannya dengan harga dibawah pasaran. "Ya begini, kalau ikannya sedang banyak. Harganya pasti turun," kata Hartono, Ketua Tempat Pelelangan Ikan (TPI) kemarin (03/10).

Dia menjelaskan, sejak pertengahan September lalu, hasil tangkapan para nelayan mengalami kenaikan yang signifikan. Bahkan mencapai sepuluh ton ikan setiap harinya. Hasil tangkapan itu meningkat drastis dari bulan sebelumnya yang hanya sekitar empat ton perharinya. Maklum, pada bulan itu kondisi pelabuhan sepi lantaran sebagian besar nelayan pulang ke kampung halaman. "Apalagib waktu itu cuacanya kurang mendukung jadi nelayan banyak yang tidak melaut," ingatnya.

Anjloknya harga itu, imbuh Harto, umumnya terjadi pada ikan yang biasanya dijual untuk konsumsi. Rata-rata harga ikan itu anjlok hingga 70 persen. Harga ikan layang, misalnya, yang semula dijual Rp 15 ribu perkilogram kini bisa didapat dengan harga Rp 5 ribu perkilogramnya. Sama halnya dengan ikan renges (tongkol kecil). Harga ikan ini sebelumnya mampu menembus Rp 10 ribu perkilogram. Sekarang hanya berkisar Rp 4 ribu. "Pokoknya hampir semua ikan komsumsi harganya anjlok," terangnya.

Anljloknya harga itu berbanding terbalik dengan ikan yang biasa dikirim ke pabrik. Yakni, ikan tuna dan cakalang misalnya. Kedua harga ikan itu sama-sama stabil lantaran harganya diambil oleh pabrik sebagai bahan produksi. "Kalau dua ikan itu mau banyak atau sedikit harganya tetap stabil nggak pernah berubah," jelasnya.

Selain itu, para nelayan saat ini juga dipusingkan dengan minimnya pasokan bahan bakar solar dari SPBN (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan) setempat. Sukirno, salah seorang nelayan mengaku kelimpungan menutupi stok bahan bakar. Yakni, dengan cara membeli solar dari luar SPBN yang harganya jauh lebih mahal. Dia mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan para nelayan, biasanya pihak SPBN menyediakan 12 ribu liter solar setiap harinya. Tapi, saat ini hanya 8 ribu liter perharinya. "Sudah harga ikan anjlok, bahan bakar sulit lagi," kesalnya.



Sumber : Jawa Pos Radar Pacitan edisi Jumat, 04 Oktober 2012
Foto: Google

5 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. kasihan para nelayan kalau harganya anjlok.. semoga pemerintah daerah bisa membantu menstabilkan harga ikan di pacitan
    agen tiket online
    jasa iklan massal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya amin semoga bisa membantu untuk menstabilkan. Karena peran pemerintah sangat dibutuhkan.

      Hapus