Selamat Datang di EXPOSE PACITAN dan Perbaharui Informasi Terbaru Untuk Anda di Sini, Terima Kasih Telah Berkunjung Semoga Bermanfaat

Jumat, 04 Oktober 2013

Harga Cabai di Pasar Arjowinangun Pacitan Kembali Meroket

Pacitan- Seperti siklus tahunan, setiap mendekati hari raya keagamaan harga kebutuhan pokok selalu naik. Seperti harga komoditas cabai di PAsar Arjowinangun, Pacitan yang naik. Sempat turun beberapa waktu lalu, kini komoditas pedas itu kembali naik disaat menjelang hari raya Idul Adha. Cabai rawit merah, misalnya, melonjak dari harga sebelumnya Rp 25 ribu perkilogramnya, kini menjadi Rp 35 ribu hingga Rp 40 ribu perkilogram. Bahkan, bisa mencapai Rp 50 ribu perkilogramnya ketika sampai kepada tingkat pengecer. "Belum ada lima hari kok naiknya," kata Sugiyati, salah seorang pedagang cabai di Pasar tersebut, kemarin (3/10).

Dia menjelaskan, mulai sabtu (28/9) lalu, harga cabai mulai naik tanpa sebab. Saat ditanya, para pemasok mengatakan jika bayak petani yang mengalami paceklik panen. Sehingga produktifitas cabai menjadi menurun. Namun demikian, para pedagang di pasar itu tidak serta merta mengamini alasan dari para pemasok. Mereka lebih cenderung mengangap ada permainan dagang yang dilakukan oleh para distributor itu. "Setahu saya kalau musim seperti sekarang petani banyak yang panen bagus," jelasnya.

Berkaca pada pengalaman, lanjut Sugiyati, pemasok biasanya memanfaatkan momentum hari raya saat menaikkan harga. Dia menyakini jika naiknya harga telah ditata oleh para pemasok. Sehingga, mendekati khari raya harga cabai meroket seperti beberapa waktu lalu yang menembus Rp 70 ribu perkilogramnya. "Memang sudah seperti tradisi kalau menjelang hari raya pasti harga kebutuhan yang naik," paparnya.

Kenaikkan harga di pasar itu juga merambah cabai rawit hijau dan cabai merah besar. Kendati tidak naik signifikan, naiknya harga kedua jenis cabai itu membuat para pedagang kelimpungan. Kenaikan berkisar antara Rp 2 ribu hingga Rp 5 ribu perkilogramnya. Pun, sebagian besar pedagang di pasar itu mengaku sudah kesulitan mendapatkan pasokan cabai. "Sudah harganya naik, stok cabai sekarang juga sudah mulai dikurangi," imbuhnya.

Kepada KAntor Ketahanan Pangan Kabupaten, Winardi menjelaskan, kendati bukan pihaknya yang berwenang mengurusi kenaikan harga, namun kelangkaan pangan, seperti cabai atau komoditas lainnya, merupakan hal yang wajar. Mengingat, produktifitas petani disuatu daerah tidak selalu sama. diambil contoh, saat ini ada satu daerah penghasil cabai yang mengalami masa panen, namun petani daerah lainnya belum tentu merasakan hal yang sama.



Sumber : Jawa Pos Radar Pacitan edisi Jumat, 04 Oktober 2013
Foto: Google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar