Selamat Datang di EXPOSE PACITAN dan Perbaharui Informasi Terbaru Untuk Anda di Sini, Terima Kasih Telah Berkunjung Semoga Bermanfaat

Senin, 23 Desember 2013

Hari Ibu Iku Opo? Mbah Tumijan, Asal Pacitan Puluhan Tahun Rayakan Hari Ibu Sendirian

TANJUNGPINANG - Tanggal 22 Desember adalah hari bahagia bagi kaum ibu di Indonesia. Setidaknya, para ibu mendapatkan ucapan selamat, pelukan, ciuman bahkan hadiah dari anak-anak tercinta. Tapi tidak bagi Mbah Tumijan (72).

Sejak 1951, wanita asal Pacitan, Jawa Timur ini harus merayakan Hari Ibu seorang diri di Kota Tanjungpinang. Ia bahkan tak paham apa itu Hari Ibu. "Hari ibu itu opo? Aku nggak ngerti," ujarnya polos ketika ditanya apakah dirinya tahu bahwa hari ini adalah Hari Ibu di Rumah Bahagia Embung Fatimah, Tanjungpinang, Minggu (22/12). 


Mbah Tumijan tak memiliki sanak keluarga di Tanjungpinang. Ia mengaku suaminya telah meninggal dunia dan dua anaknya entah di mana. Hingga saat ini, ia belum pernah bertemu dengan kedua buah hatinya sejak terpisah karena sesuatu hal.


"Dengar-dengar kabar anakku sekarang TNI. Tugasnya sekarang di Jambi. Kalau putu ku (cucu,red) semuanya sekarang di Pacitan," ujarnya.

Mbah Tumijan ingin bisa segera pulang ke kampung halamannya di Pacitan, Jawa Timur untuk bertemu dengan sanak keluarganya di sana. Ia mangaku tidak betah di panti sosial milik Pemerintah Kota Tanjungpinang karena selalu merasa rindu dengan keluarga. "Aku tiap malam nangis ingat anak cucu di kampung. Kalau ada duit ya mau pulang," tuturnya.

Wanita tua itu berada di Rumah Bahagia Embung Fatimah atas inisiatif Lurah Kampung Baru lantaran rumah yang ia tempati akan diperbaiki oleh pemiliknya. Sejak rumahnya kemalingan beberapa tahun silam, ia jatuh miskin dan harus hidup serba kekurangan. 

"Untung aku dibawa kesini sama Pak Lurah. Kalau tidak, nggak tau mau ke mana. Di sini lumayan enak, kemarin baru dikasih susu sama roti, dari kepala Provinsi (Gubernur,red) kemarin," ucapnya.   

Saat disambangi Haluan Kepri, Minggu (22/12), tampak Mbah Tumijan sangat senang. "Dari mana? Sini duduk di sebelah Mbah," ujarnya. 

Mbah Tumijan lalu bercerita bahwa ia dan almarhum suaminya dulu adalah pedagang yang biasa berjualan di Pelabuhan Batu Enam.  

Menurut Petugas Rumah Bahagia, Nina, Mbah Tumijan baru beberapa hari berada di panti tersebut. "Sejak Kamis kemarin. Dia tinggal di Kampung Baru. Tapi karena mau direnovasi sama yang punya, jadi dia dibawa kemari sama Pak Lurah. Setelah kita selidiki ia memang tidak punya siapa-siapa di sini," ujarnya.


Sumber: Haluan Kepri



Tidak ada komentar:

Posting Komentar