TANJUNGPINANG - Tanggal 22 Desember adalah hari bahagia bagi kaum ibu di
Indonesia. Setidaknya, para ibu mendapatkan ucapan selamat, pelukan, ciuman
bahkan hadiah dari anak-anak tercinta. Tapi tidak bagi Mbah Tumijan (72).
Sejak 1951, wanita asal Pacitan, Jawa Timur ini harus merayakan Hari Ibu
seorang diri di Kota Tanjungpinang. Ia bahkan tak paham apa itu Hari Ibu.
"Hari ibu itu opo? Aku nggak ngerti," ujarnya polos ketika ditanya
apakah dirinya tahu bahwa hari ini adalah Hari Ibu di Rumah Bahagia Embung
Fatimah, Tanjungpinang, Minggu (22/12).
Mbah Tumijan tak memiliki sanak keluarga di Tanjungpinang. Ia mengaku suaminya
telah meninggal dunia dan dua anaknya entah di mana. Hingga saat ini, ia belum
pernah bertemu dengan kedua buah hatinya sejak terpisah karena sesuatu hal.
"Dengar-dengar kabar anakku sekarang TNI. Tugasnya sekarang di Jambi. Kalau putu ku (cucu,red) semuanya sekarang di Pacitan," ujarnya.
Mbah Tumijan ingin bisa segera pulang ke kampung halamannya di Pacitan, Jawa
Timur untuk bertemu dengan sanak keluarganya di sana. Ia mangaku tidak betah di
panti sosial milik Pemerintah Kota Tanjungpinang karena selalu merasa rindu
dengan keluarga. "Aku tiap malam nangis ingat anak cucu di kampung. Kalau
ada duit ya mau pulang," tuturnya.
Wanita tua itu berada di Rumah Bahagia Embung Fatimah atas inisiatif Lurah
Kampung Baru lantaran rumah yang ia tempati akan diperbaiki oleh pemiliknya.
Sejak rumahnya kemalingan beberapa tahun silam, ia jatuh miskin dan harus hidup
serba kekurangan.
"Untung aku dibawa kesini sama Pak Lurah. Kalau tidak, nggak tau mau ke
mana. Di sini lumayan enak, kemarin baru dikasih susu sama roti, dari kepala
Provinsi (Gubernur,red) kemarin," ucapnya.
Saat disambangi Haluan Kepri, Minggu (22/12), tampak Mbah Tumijan sangat
senang. "Dari mana? Sini duduk di sebelah Mbah," ujarnya.
Mbah Tumijan lalu bercerita bahwa ia dan almarhum suaminya dulu adalah pedagang
yang biasa berjualan di Pelabuhan Batu Enam.
Menurut Petugas Rumah Bahagia, Nina, Mbah Tumijan baru beberapa hari berada di
panti tersebut. "Sejak Kamis kemarin. Dia tinggal di Kampung Baru. Tapi
karena mau direnovasi sama yang punya, jadi dia dibawa kemari sama Pak Lurah.
Setelah kita selidiki ia memang tidak punya siapa-siapa di sini," ujarnya.
Sumber: Haluan Kepri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar