Selamat Datang di EXPOSE PACITAN dan Perbaharui Informasi Terbaru Untuk Anda di Sini, Terima Kasih Telah Berkunjung Semoga Bermanfaat

Selasa, 24 Desember 2013

Banjir Rendam Belasan Hektare Sawah di Ngadirojo, Pacitan

NGADIROJO – Tidak hanya longsor yang terjadi di Pacitan. Bencana banjir juga menerjang kampung halaman presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini. Seperi yang menimpa dua desa sekaligus di Kecamatan Ngadirojo.

Belasan hektare lahan pertanian di Desa Hadiluwih dan Tanjungpuro terendam banjir setinggi lebih dari satu meter sejak empat hari lalu. Bahkan, sebagian lahan tersebut baru saja ditanami bibit padi oleh petani. 

Gambar Ilustrasi

‘’Airnya tidak bisa keluar dari sawah,’’ kata Kadimun, salah seorang petani asal Dusun Setrian, Desa Hadiluwih, Kecamatan Ngadirojo, kepada Jawa Pos Radar Pacitan, kemarin (23/12).

Dia menjelaskan, banjir tersebut akibat hujan deras yang terus turun sejak beberapa minggu terakhir. Kadimun mengaku sawahnya seluas 2,5 hektare miliknya juga ikut terendam banjir. Begitu juga dengan sawah milik tetangganya. ‘’Dekat sekolah juga ada yang terendam. Kalau ditotal ada belasan hektare,’’ papar Kadimun.


Selain karena intensitas hujan yang tinggi, banjir tersebut menurutnya disebabkan sempitnya saluran irigasi di sekitar lokasi persawahan. Irigasi yang tidak mampu menampung debit air. ‘’Bisa dilihat, air yang mau keluar dari sawah kalah banyak dengan air yang ada di saluran irigasi,’’ jelasnya.

Ditemui terpisah, kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pacitan, Pamuji membenarkan adanya musibah banjir itu. Dia mengatakan, selain debit air yang terus bertambah, beberapa faktor lain menjadi penyebab air sulit keluar dari lahan pertanian tersebut. Antara lain, musim pasang laut yang bisa menyebabkan air dari sungai sulit mengalir ke hulu. Itu mengingat, tingginya air laut ketika dalam keadaan pasang. ‘’Itu jelas berpengaruh, kalau hulu penuh susah mengalirnya,’’ paparnya.

Pihaknya belum bisa memastikan total kerugian yang diderita petani akibat banjir tersebut. Terlebih, petugas di lapangan belum memberikan informasi terkait jumlah keseluruhan lahan pertanian yang terendam banjir. Hanya saja, pihaknya memastikan petani harus melakukan penanaman kembali. Itu lantaran, tanaman padi yang terendam air bakal mati bersamaan dengan hantaman banjir tersebut. ‘’Kalau sudah lebih dari satu minggu, sudah jelas mati tanaman padi itu,’’ ungkapnya.

Pamuji membenarkan perlu adanya normalisasi saluran irigasi di sekitar lokasi persawahan itu. Terkait hal tersebut, dinas pertanian berjanji untuk segera berkoordinasi dengan pihak terkait. Termasuk, membahas lebih lanjut perlunya upaya pelebaran saluran irigasi yang dikeluhkan para petani tersebut. ‘’Kami juga sudah mendorong masyarakat untuk sama-sama memusyawarahkan hal itu,’’ tandasnya. 


Sumber: RadarMadiun

2 komentar: