Metrotvnews.com, Pacitan: Erosi di sepanjang bantaran Sungai Grindulu, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, semakin mengkhawatirkan. Kondisi tersebut mengancam sejumlah kawasan pemukiman dan persawahan di sekitarnya.
"Talud yang menjadi penghalang aliran sungai terus tergerus hingga radius belasan meter. Jika tidak segera diatasi, kami khawatir saat permukaan air sungai meluap lagi, dinding talud jebol sehingga menyebabkan banjir di pusat kota," kata Wiwit, warga setempat, Ahad (18/3).
Erosi terjadi di sepanjang aliran sekitar muara Sungai Grindulu, tepatnya yang melintasi Lingkungan Barean, Kelurahan Ploso, Kecamatan Pacitan. Alur aliran sungai bahkan terlihat sudah bergeser hingga radius 50-an meter dari jalur semula, sehingga mendekati lahan pertanian di sekitarnya.
Tak hanya lahan pertanian, gerusan aliran sungai juga berpotensi mengancam pemukiman warga di Perumahan Asabri yang dihuni lebih dari 100 kepala keluarga (KK). Meski kini jarak antara pemukiman dan titik gerusan masih sejauh 400 meter, tetapi sifat "meander" (berpindah-pindah) aliran sungai tetap mereka waspadai. Terlebih tebing sungai berupa tanah pasir mudah ambrol saat diterjang arus kuat.
Untuk menghambat gerusan melebar, warga lantas bergotong royong membuat tanggul darurat untuk mengamankan tebing di bantaran sungai menggunakan puluhan batang kayu. Warga kemudian juga membuat patok-patok dan dipasang memanjang pada titik gerusan agar lebih kuat. Di antara patok kayu dan tebing dipasang ratusan karung berisi pasir.
Namun sayang, upaya itu kurang berhasil karena saat banjir datang beberapa hari lalu, sebagian karung-karung pasir hanyut terbawa derasnya aliran sungai. Menurut penuturan warga setempat, upaya membuat tanggul darurat semacam itu telah tiga kali mereka lakukan. Namun karena tingginya debit air setiap kali turun hujan deras di daerah atas, tanggul darurat yang terbuat dari tumpukan karung berisi tanah dan kayu selalu berantakan atau bahkan hanyut terbawa arus.
"Kini, panjang kerusakan telah mencapai 500-an meter. Bahkan, sebagian jalan menuju sawah maupun ladang ikut ambles sehingga warga sini kian khawatir karena letak pemukiman lebih rendah dibanding tanggul sungai," ujar Supriyono, petani di Lingkungan Barehan.
Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan Pacitan Budianto mengatakan, selain telah melaporkan erosi pada bantaran Sungai Grindulu di sekitar wilayah kota, pihaknya berencana untuk membuat sudetan guna mengurangi debit sungai saat banjir menerjang. "Sebagai lokasi dipilih alur Sungai Grindulu yang melalui Desa Kembang, Kecamatan Pacitan. Upaya rehabiltasi rencananya akan dimulai bulan ini," jelasnya.(Ant/BEY)
admin tolong dong dipost kondisi DAS grindulu saat ini, trus pemanfaatan daerah aliran sungai dari hulu sampai hilir ?
BalasHapus