Pacitan (Paradise of Java)- Menjelang masa purna tugas,
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), berencana memberikan satu kejutan
kepada masyarakat Pacitan. Orang pertama di NKRI itu merencanakan mendirikan
sebuah museum pribadi di tanah kelahirannya. Kepala Bidang Cipta Karya, Dinas
Cipta Karya, Tata Ruang dan Kebersihan Kabupaten Pacitan, Heru Tunggul
mengatakan, sebelum lengser dari kursi Presiden, Ketua DPP Partai Demokrat itu
memang berencana mendirikan sebuah museum pribadi di Pacitan. Namun demikian,
mengenai lokasi dan fisik konstruksinya masih dalam taraf perencanaan.
“Rencananya memang seperti itu (mendirikan museum, Red). Akan tetapi soal
lokasi masih pilang-piling. Saat ini tengah dikoordinasikan dengan pusat,”
terang Heru, Senin (3/3).
“Kami hanya
sekedar perencanaan teknisnya. Tapi itu pun masih menunggu petunjuk dari
pusat,” sebutnya.
Bagi Heru, keberadaan Museum SBY nantinya sangat bermanfaat
bagi masyarakat Pacitan.
Utamanya bagi generasi muda dan anak-anak sekolah. Sebab
gedung monumental itu akan banyak bercerita tentang sejarah perjalanan hidup
sang tokoh kharismatik di negeri ini. Mulai sejak kecil hingga meraih karier
puncak sebagai kepala Negara.
“Didalam museum nantinya juga akan dipajang
beragam penghargaan dan tanda jasa Pak SBY. Begitu juga kisah perjalanan hidup
beliau sejak masa kecil hingga duduk sebagai presiden,” bebernya.
Sementara itu saat ditanya ketetapan lokasi, Heru masih
enggan mengungkapkan. Namun, kata dia, memang sudah ada beberapa alternative
lokasi yang akan disorongkan ke pusat. Misalnya diseputaran Pancer door,
landasan udara milik maskapai penerbangan Susi Air, Teleng Ria, dan kawasan
Gedung Olah Raga (GOR). “Tapi itu belum fixed, masih sebatas rencana,” tutur
Heru pada awak media.
Heru pun masih gamang ketika mengungkap tiga lokasi
alternative tersebut. Menurutnya, Presiden SBY masih sangat nguri-uri
kepercayaan adat Jawa. Sehingga soal lokasi pun masih sangat dipertimbangkan
dari beberapa aspek. Baik dari sisi teknis, strategis lokasi, serta yang paling
utama terkait hoki menurut tradisi Jawa. “Pembangunannya pun juga harus mencari
hari baik. Agar setelah bangunan itu selesai dibangun, akan banyak memberikan
manfaat bagi khalayak ramai,” pungkasnya.(jbc15).
Sumber: Jurnal Berita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar