Selamat Datang di EXPOSE PACITAN dan Perbaharui Informasi Terbaru Untuk Anda di Sini, Terima Kasih Telah Berkunjung Semoga Bermanfaat

Jumat, 10 Januari 2014

Minim Sosialisasi, Warga Tak Ketahui Program BPJS

Pacitan- Sudah 10 hari diberlakukanya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) tetapi masih banyak warga yang belum mengetahui program asuransi kesehatan tersebut.

Sukrip Ari Bawanto, tukang parkir di depan RSUD Pacitan mengaku hanya mendengar BPJS dari mulut ke mulut saja. Dirinya juga belum mendapat sosialisasi langsung dari petugas. Padahal tempatnya bekerja hanya berjarak 10 meter dari loket pelayanan BPJS.


Kendati belum mendaftar menjadi peserta, namun Sukrip sepenuhnya mendukung program pemerintah itu. Syaratnya, semua dilaksanakan dengan baik mengacu ketentuan yang ada.

"Baik juga sebenarnya. Cuma ada sebagian masyarakat yang belum tahu BPJS itu apa, termasuk saya," kata Sukrip ditemui RRI, Kamis (9/1/2014) siang.

Hal senada diakui Markum, seorang tukang becak. Pria 58 tahun yang mangkal di Jalan DI Panjaitan ini juga mengaku belum mendapat penjelasan terkait program jaminan kesehatan yang diluncurkan pemerintah.

Diapun sempat mempertanyakan mekanisme pendaftaran serta biaya yang dibutuhkan jika warga ingin mendaftarkan diri menjadi peserta BPJS. Markum berharap, aparat terkait memberikan sosialisasi secara merata ke seluruh lapisan masyarakat. Sehingga program yang dilaksanakan tepat sasaran dan manfaatnya dapat dirasakan rakyat.

"Belum tahu saya. Niku maksude pripun (itu maksudnya apa)?" tanya Markum.

Belum meratanya informasi diduga menjadi penyebab rendahnya partisipasi calon peserta mendaftar di loket BPJS. Pantauan RRI di
loket BPJS yang terletak di salah satu sudut RSUD Pacitan tiap harinya tidak lebih dari 15 orang yang mengantre di deretan kursi yang disediakan. Sebagian datang untuk mendaftar, sebagian lainnya baru sebatas mencari informasi.

Hal itu, kata Kepala Operasional BPJS Pacitan, Budi Prasetyo merupakan pertanda positif. Setidaknya masyarakat memiliki dorongan untuk mencari tahu terkait program nasional tersebut.

"Belum membayar tapi sudah minta formulir, juga tanya info cara menjadi anggota BPJS," ucap Budi berbincang dengan RRI di ruang
kerjanya.

Hingga Kamis siang, lanjut Budi, jumlah pendaftar peserta BPJS mandiri mencapai angka 120 orang. Memang, jumlah itu relatif kecil dibanding jumlah penduduk Pacitan sebanyak 500 ribu jiwa lebih.

Hanya saja, secara bertahap jumlah pendaftar mandi diharapkan terus bertambah. Proses sosialisasinya sendiri, menurut Budi, dilakukan dengan menggandeng pemangku kepentingan, seperti dinas kesehatan serta petugas pemberi pelayanan kesehatan. 


Sumber: RRI.co.id



2 komentar:

  1. BPJS..lagi hangat-hangatnya..Ada yang perlu dipikirkan lebih jauh yaitu mekanisme pendaftarannya jangan hanya di Rumah sakit Pacitan saja. Kalo mekanismenya bisa sampai Kecamatan atau desa saya kira lebih baik atau mungkin sampai di Pustu yang ada. Karena selain budaya masyarakat ttg Asuransi kesehatan belum begitu membudaya tetapi informasi ttg BPJS buat masyarakat juga masih minim. Apalagi buat masyarakat miskin..Karena program Jamkesmas atau Grindulu mapan atau yang lainnya belum bisa menyentuh semua masyarakat miskin yang ada di desa. Apalagi BPJS ini kan ada iuranya tiap bulan Bagi masyarakat menengah mungkin ok.ok saja karena aksesnya lebih baik tapi bagi masyarakat miskin yg tidak terkaver program sebelumnya berat juga apalagi bila anggota keluarganya banyak dan semua anggota keluarganya harus terdaftar. Tapi bagaimanapun Program ini layak diacungi jempol..Sambil berbenah semoga PBJS bisa meningkatkan kesehatan warga. Salam dari Desa

    BalasHapus
    Balasan
    1. semoga kedepannya lebih diintensifkan kembali oleh pemkab Pacitan mengenai program-programnya kepada masyarakat Pacitan

      Hapus