Pacitan- Sudah 10 hari diberlakukanya Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) tetapi masih banyak warga yang belum mengetahui program
asuransi kesehatan tersebut.
Sukrip Ari Bawanto, tukang parkir di depan RSUD Pacitan mengaku hanya mendengar
BPJS dari mulut ke mulut saja. Dirinya juga belum mendapat sosialisasi langsung
dari petugas. Padahal tempatnya bekerja hanya berjarak 10 meter dari loket
pelayanan BPJS.
Kendati belum mendaftar menjadi peserta, namun Sukrip
sepenuhnya mendukung program pemerintah itu. Syaratnya, semua dilaksanakan
dengan baik mengacu ketentuan yang ada.
"Baik juga sebenarnya. Cuma ada sebagian masyarakat yang belum tahu BPJS
itu apa, termasuk saya," kata Sukrip ditemui RRI, Kamis (9/1/2014) siang.
Hal senada diakui Markum, seorang tukang becak. Pria 58 tahun yang mangkal di
Jalan DI Panjaitan ini juga mengaku belum mendapat penjelasan terkait program
jaminan kesehatan yang diluncurkan pemerintah.
Diapun sempat mempertanyakan mekanisme pendaftaran serta biaya yang dibutuhkan
jika warga ingin mendaftarkan diri menjadi peserta BPJS. Markum berharap,
aparat terkait memberikan sosialisasi secara merata ke seluruh lapisan
masyarakat. Sehingga program yang dilaksanakan tepat sasaran dan manfaatnya
dapat dirasakan rakyat.
"Belum tahu saya. Niku maksude pripun (itu maksudnya apa)?" tanya
Markum.
Belum meratanya informasi diduga menjadi penyebab rendahnya partisipasi calon
peserta mendaftar di loket BPJS. Pantauan RRI di
loket BPJS yang terletak di salah satu sudut RSUD Pacitan tiap harinya tidak
lebih dari 15 orang yang mengantre di deretan kursi yang disediakan. Sebagian
datang untuk mendaftar, sebagian lainnya baru sebatas mencari informasi.
Hal itu, kata Kepala Operasional BPJS Pacitan, Budi Prasetyo merupakan pertanda
positif. Setidaknya masyarakat memiliki dorongan untuk mencari tahu terkait
program nasional tersebut.
"Belum membayar tapi sudah minta formulir, juga tanya info cara menjadi
anggota BPJS," ucap Budi berbincang dengan RRI di ruang
kerjanya.
Hingga Kamis siang, lanjut Budi, jumlah pendaftar peserta BPJS mandiri mencapai
angka 120 orang. Memang, jumlah itu relatif kecil dibanding jumlah penduduk
Pacitan sebanyak 500 ribu jiwa lebih.
Hanya saja, secara bertahap jumlah pendaftar mandi diharapkan terus bertambah.
Proses sosialisasinya sendiri, menurut Budi, dilakukan dengan menggandeng
pemangku kepentingan, seperti dinas kesehatan serta petugas pemberi pelayanan
kesehatan.
Sumber: RRI.co.id
BPJS..lagi hangat-hangatnya..Ada yang perlu dipikirkan lebih jauh yaitu mekanisme pendaftarannya jangan hanya di Rumah sakit Pacitan saja. Kalo mekanismenya bisa sampai Kecamatan atau desa saya kira lebih baik atau mungkin sampai di Pustu yang ada. Karena selain budaya masyarakat ttg Asuransi kesehatan belum begitu membudaya tetapi informasi ttg BPJS buat masyarakat juga masih minim. Apalagi buat masyarakat miskin..Karena program Jamkesmas atau Grindulu mapan atau yang lainnya belum bisa menyentuh semua masyarakat miskin yang ada di desa. Apalagi BPJS ini kan ada iuranya tiap bulan Bagi masyarakat menengah mungkin ok.ok saja karena aksesnya lebih baik tapi bagi masyarakat miskin yg tidak terkaver program sebelumnya berat juga apalagi bila anggota keluarganya banyak dan semua anggota keluarganya harus terdaftar. Tapi bagaimanapun Program ini layak diacungi jempol..Sambil berbenah semoga PBJS bisa meningkatkan kesehatan warga. Salam dari Desa
BalasHapussemoga kedepannya lebih diintensifkan kembali oleh pemkab Pacitan mengenai program-programnya kepada masyarakat Pacitan
Hapus