Jurnas.com | Munculnya gempa bumi dengan titik pusat di perairan sekitar Kabupaten Pacitan, Jawa Timur (Jatim) membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat waspada. Terlebih kekuatan gempa terus bertambah. “Mulanya kecil. Tapi kemudian meningkat,” kata Kepala Pelaksana BPBD setempat Didit Maryanto, Jum’at (3/5).
Dari data di seismograf milik Badan Metereologi Klimatologi Dan Geofisika (BMKG) yang diterima oleh BPBD awalnya kekuatan gempa bumi hanya di kisaran 2 skala richter (SR). Tetapi pada gempa yang muncul berikutnya kekuatannya naik menjadi 3 SR dan bahkan sampai di angka 5 SR. Titik pusat gempa sendiri berada di 10 kilometer selatan Kota 1001 Goa ini.
Pihak BPBD sendiri telah melakukan pemantauan secara intensif terhadap gejala alam tersebut sejak tanggal 29 April lalu. Terlebih dari data yang mereka peroleh grafik penyerapan dan pelepasan energi bumi masih terjadi meski fluktuatif. Karena itu pihak terkait berharap agar warga tetap mewaspadai lonjakan pelepasan energi itu. “Kita berharap warga tetap menjaga kewaspadaannya,” harap Didit.
Untuk mengantisipasi ancaman bencana semacam itu BPBD rajin melakukan kordinasi dengan pihak-pihak lain. Selain dengan instansi di lingkup pemerintah kabupaten (pemkab), mereka juga melakukan hal serupa dengan wilayah-wilayah luar yang berada di pesisir selatan Pulau Jawa maupun BMKG.
Tidak itu saja, BPBD juga terus melakukan pemantauan dan mempersiapkan Posko 24 jam sepanjang 7 hari. Mengenai tindakan apa yang akan diambil jika gempa bumi terjadi, Didit menyerahkannya pada Pusat. Sebab sesuai mekanisme, yang berhak mengeluarkan himbauan atas terjadinya bencana gempa bumi maupun dampaknya adalah BMKG. Sedangkan daerah hanya sebatas berkordinasi.
“Untuk masyarakat jalurnya langsung pusat (BMKG,red),” tandasnya. Sebagai wilayah di pesisir selatan dan berbatasan dengan Samudera Indonesia, wilayah Kabupaten Pacitan rawan bencana gempa bumi tektonik maupun ancaman gelombang tsunami. Sebab di dasar laut membentang lempeng Indo-Australia yang kerap mengalami pergeseran maupun tumbukan dengan lempang lain sehingga memicu gempa bumi.
Selain kawasan pesisir, wilayah sepanjang patahan Grindulu yang membentang dari sisi selatan hingga utara juga rawan terdampak. Seperti ketika gempa melanda Yogyakarta tahun 2006 silam. Energi getaran rupanya merambat melalui jalur patahan sehingga membuat sejumlah rumah warga di Kecamatan Arjosari rusak. “Padahal disini (pusat kota,red) tidak ada dampak. Tapi diwilayah utara ada (kerusakan,red),” terang Didit.
sumber : Jurnas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar